Sepi.............Ini hati, bukan hutan. Tapi kenapa sepi banget?
Sepi.............Ini hati, ya ini hati! Kenapa sepi banget?
Berdebu, apa ada yang peduli?
Gelap, apa ada yang peduli?
Sunyi, apa ada yang peduli?
Sedih, ya sedih. Sedih, sangat sedih. Tapi? Siapa peduli?
Ujar ku dalam hati. Tiba-tiba, lamunanku terpecah oleh suara Nathan yang mengagetkanku. "Hayo mikirin apa?" katanya. "Engga kok" jawabku lesu. "ah bohong kamu, oh ya, aku bawakan kamu coklat" ujarnya sembari menyodorkan coklat, "aku alergi coklat!" sambil mengembalikan coklat kepada Nathan. "cewe elit, cantik, pinter, gaada yang alergi coklat" candanya. "Aku orang pertamanya!!!!" akupun berdiri dan meninggalkannya.
Apa aku benar benar alergi coklat?
Atau.............malah aku alergi didekatnya.
Nampaknya bukan alergi, tapi hanya saja seperti layaknya aku di hembus angin semilir sejuk bak di pegunungan.
Sungguh bodoh, kenapa tak ku ambil saja coklatnya?
Ah...entah, lupakan.
Tak ku sangka, kepalaku tibatiba membentur pintu kelas. Aku taksadarkan diri, aku tak bisa melihat apa-apa. HITAM, GELAP! aku hanya bisa mendengar suara anak-anak sekelas menertawakanku, tapi tibatiba tawa itu pun hilang disambut dengan suara laki-laki, aku yakin itu Niko, karena dia ketua kelasku, dan kebetulan tadi dia habis daari ruang guru, dia menolongku, aku diangkat ke ruang UKS, untungnya tak jauhh dari kelasku. hanya melewati satu ruangan.
"Bangun woooooooi!!" suara itu terdengar keras di telingaku, "hush! Berisik lo! udah gue aja yang jagain dia, pergi pergi lo semua, berisik!" nampaknya Niko mengusir teman teman ku.
Apa? Niko?
Bangun kan aku!
Aku tak mau melewati detik-detik saat aku bersamanya!
Ayoooo! Bangun! Haduh susah banget sihhhhhh
Tuhaaann, Kau pasti tau apa yang ku inginkan sekarang?
Kabulkan..........
"Ini cewe tadi ngapain sih? Nyusahin aja, dan kenapa harus gue yang nolongin dia? Hih, males amat elah" Ujar Niko. Mendengar kata-kata itu, dada ku mendadak sesak.
Nampaknya aku salah untuk suka sama dia
Orang yang selama ini aku idamkan ternyata.....
Sakit sekali........Jantungku serasa berhenti
Kata-kata itu memang tidak berarti tapi kenapa kata-kata itu begitu menyesakan dada?
Aku harus pergi melupakannya, berhenti mengharapkannya.
Tiba-tiba....mataku bisa melihat keadaan sekitar, ruang UKS yang bersih, Niko yang sedang bermalas-malasan di kursi samping kasur, aku berusaha untuk duduk. Sakit, lemas, sulit sekali rasanya untuk duduk. "Eh, kamu udah bangun? Gimana keadaannya? Mau aku ambilin apa? Mau minum engga? Mau makan engga? Nanti aku beliin di kantin" katanya.
Mengapa dia cepat berubah?
Yang mana dia?
Yang tadi apa yang sekarang?
Beri aku jawaban.
Aku butuh jawaban yang pasti.
Aku mengaguminya, tapi sifatnya pun aku tak tahu.
"Hey, jawab dong......." lamunanku terpecah. "Oh, engga usah. Tapi bisa bantu aku ke kelas?" tanyaku lesu. "Oh ya jelas, pelan-pelan ya. Kamu ada-ada aja deh, masa bisa sampe kejedut pintu gitu? hehe" Candanya mencairkan suasana sambil mengacak-acak rambutku.
Oh Tuhan.......Apa yang harus ku lakukan? Apa ini Niko?
Tuhan, turunkan aku....
Aku terbang terlalu tinggi, aku tak mau terjatuh
Tak terasa, kebahagiaan itu berakhir saat Niko membantuku duduk dan melepaskan rangkulannya.Aku heran, kelas sunyi sekali, hanya ada Niko, Rizky teman sebangku ku, Lita dan Rita si kembar yang tak terpisahkan. Rizky berbicara "Ngapain kamu sama dia? Rangkul-rangkulan engga jelas" "Gue dibantuin sama dia tadi gue habis dari UKS"
To Be Continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar